Selasa, 16 September 2014

KOTA DI MANA AKU DIBESARKAN :')




Hai, kali ini saya mau sedikit cerita tentang daerah tempat tinggal. Sebenarnya ini bukan kota asal Nisa lahir, tapi dari kecil sampai sekarang saya udah tumbuh dan berkembang di kota kecil ini :D
Oke skip aja ya~ ^^

                 Kabupaten Karangasem atau Karang Asem adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Bali, Indonesia. Ibukotanya berada di Amlapura. Karangasem itu sendiri letaknya paling timur di pulau Bali. Di sini kotanya tidak terlalu padat jadi sangat cocok untuk dijadikan tempat tinggal dan tempat refreshing bagi wisatawan yang butuh teman yang tenang dan nyaman. Di kabupaten ini terletak pura terbesar di Bali, yaitu Pura Besakih. Pura Besakih ini terletak di sebelah gunung terbesar di Bali. Gunung tersebut bernama Gunung Agung.

              Karangasem mempunyai 8 kecamatan, 3 kelurahan, 75 desa, 52 Lingkungan dan 552 dusun, 185 Desa Adat dan 605 Banjar Adat.

Kecamatan-kecamatannya adalah sebagai berikut:

  •     Kubu
  •     Rendang
  •     Abang
  •     Sidemen
  •     Selat
  •     Bebandem
  •     Karangasem
  •     Manggis

Apa saja objek wisata yang ada di Karangasem?

Seperti yang telah diketahui banyak orang, bahwa Bali merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang dianugrahi kekayaan wisata yang populer, hal ini tentu membuat semua wilayah di Bali memili rating wisata yang tinggi, tidak terkecuali wilayah Karangasem. Di Karangasem sendiri terdiri banyak objek wisata yang cukup populer dan dikunjungi banyak wisatawa, baik lokal maupun internasional. Berikut beberapa daftar objek wisata di Karangasem.

  •     Pura Besakih
  •     Bukit Jambul
  •     Taman Ujung
  •     Candidasa
  •     Tinta Gangga
  •     Tulamben
  •     Amed
  •     Tenganan
  •     Labuan Amuk
  •     Padang Bai
  •     Pura Lempayung

                     BUDAYA ASLI KARANGASEM BALI

    A. MEGIBUNG
    

                Di Karangasem terkenal dengan budaya megibungnya. Megibung adalah tradisi turun-temurun yang dilaksanakan oleh warga Kampung Islam Kepaon di hari 10, 20, dan 30 hari puasa. Tradisi Megibung merupakan tradisi yang dimiliki oleh warga Karangasem, yang daerah terletak di ujung timur Pulau Dewata. Megibung berasal dari kata gibung yang diberi awalan me. Gibung artinya kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang, yakni saling berbagi antara satu orang dengan yang lainnya. Megibung adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang untuk duduk makan bersama dan saling berdiskusi dan berbagi pendapat.


              Tradisi Megibung diperkenalkan oleh Raja Karangasem yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar tahun 1614 Caka atau 1692 Masehi. Tradisi ini dibawa oleh I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem saat menang perang dalam menaklukan kerajaan-kerajaan di Sasak, Lombok. Dahulu, saat prajurit sedang makan, Sang Raja membuat aturan makan bersama dalam posisi melingkar yang dinamakan Megibung. Bahkan, Sang Raja ikut makan bersama dengan para prajuritnya.


    B. PERANG PANDAN
           
Tau nggak sih, karangasem juga terkenal dengan budaya Perang Pandan atau lebih dikenal dengan istilah Geret Pandan
    
Apa nama perang unik itu?
            Itulah yang disebut dengan Perang Pandan atau dalam bahasa setempat sering disebut dengan Mekare-kare. Perang ini merupakan atraksi khas masyarakat Tenganan yang dilakukan secara rutin setiap tahun selama dua hari dan biasanya dilakukan selama dua hari.
    
Siapa yang melakukannya? 
            Perang ini biasanya dilakukan oleh kaum muda Tenganan. Ketika perang berlangsung mereka rata-rata memakai pakaian adat setempat dengan bertelanjang dada. Adapun senjata yang digunakannya ialah seikat daun pandan yang berduri dan sebuah perisai dari anyaman rotan yang dipergunakannya untuk melindungi diri.
           Bagi masyarakat Tenganan yang dikenal sebagai masyarakat Bali Aga (Bali Asli), Perang Pandan bukanlah atraksi untuk mencari kalah-menang, melainkan merupakan bagian dari ritual pemujaan kepada Dewa Indra yang dipuja sebagai Dewa Perang. Sebelum perang digelar, acara diawali dengan dengan ritual upacara mengelilingi desa untuk memohon keselamatan. Setelah perang usai, acara ditutup dengan persembahyangan di Pura setempat dilengkapi dengan menghaturkan tarian sakral yang disebut Rejang. Jadi, laga yang dilakukan hingga saling menggucurkan darah itu adalah bentuk penghormatan bagi Sang Dewa.
 

Dimana lokasinya? 
Perang adat ini dilakukan di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali
 

Nah, itu dia sedikit deskripsi tentang kota kecil tempat saya tinggal. Untuk lebih jelasnya, ayo kunjungi kota Karangasem saat liburan nanti :D

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karangasem